Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 07 November 2010

MENGINTIP NERAKA


Bismillah Alhamdulillah Wa Asshalatu Wassalamu 'ala Rasulillah Wa'ala Alihi wa Ashabihi wa man waalah

Wa Ba'du

Api begitu indah untuk dijadikan mainan, semisal kembang api yang sering kita mainkan di pesta-pesta dan hari besar. Begitu juga dengan lilin-lilin kecil yang kaya akan warna dan polanya...
yaa..... namanya juga Api kiecil jadi kawan besar jadi lawan.

Berbagai logam yang kita manfaatkan ternyata untuk membentuknya pun juga menggunakan Api. Mobil yang setia mengantarkan kita kePasar, kantor, sekolah juga dibentuk dengan menggunakan Api, saking pentingnya api sampai-sampai untuk mengisi perut saja kita membutuhkan Api.hehehehe...

Sepanas apapun api yang ada dimuka bumi ini, walaupun mampu mencairkan Baja dan Besi, masih tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan panasnya Api Neraka. sebagaimana dalam sebua Riwayat hadits

"Api kalian ini, yang telah dinyalakan oleh anak Adam adalah sebagian dari 70 kali lipat(panasnya ) Api Neraka".

Tak terbayangkan betapa pedih dan panasnya kalau percikan Api neraka sampai menyentuh kulit kita yang lembut ini.... apa lagi sampai menjadi penghuni NERAKA(wal'iyadzu billah/na'udu billahi min dzalik).

Suatu gambaran dahsyatnya Api Neraka digambarkan dalam surat Al-Fii "dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong. yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar (di Neraka Jahannam). lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
betapa panas batu-batu itu sehingga manusia dan gajah hancur dan tak tersisa sebagai mana daun dimakan ulat....

Sebagian nama-nama tempat di Neraka:

-Wail : Nama Jurang diJahannam, membutuhkan waktu 40 tahun untuk menjatuh sampai ke dasarnya saking begitu dalamnya...

-samum,hamim,Laa Barid wa laa kariim :dalam surat Al waqiah " Dalam siksaan angin yang sangat panas dan cairan panas yang mendidih. Dan dalam naungan asap yang hitam . Tidak sejuk dan tidak mengenakkan"

betapa menyakitkan dan membosankan kemana kita maulari dan menghindar...????

-Al-Falaq : Nama ruang tahanan didalam Neraka Jahannam. menurut riwayat Ibnu Abbas dan Ka'b.

-Almansaa : Luban/Sumur dineraka untuk peminum minuman yang memabukkan....Akal adalah anugrah jangan dirusak dan jangan disia-siakan...

-Thinatu Al-Khobaal dan Haudu al-Khobal :keringat Ahli neraka dan Nanah mereka jika mereka kehausan akan diminumkan cairan ini (na'udu billahi min dzalik)sebagai mana dalam riwayat Bukhori dan Abi Zannad .

-Jubbu alhuzn : Tempat siksaan untuk orang-orang yang suka pamer / riya'.

Dalam kitab Attadzkirah nya Imam alqurtubby disebutkan :

"Sesungguhnya tepi Jahannam seperti tepi laut, (hanya saja) Terdapat binatang-binatang buas. Ular, Kala jengking yang besarnya seperti bighal (Blesteran keledai dan kuda). ketika penghuni neraka sampai ditepi, maka hewan-hewan ganas ini menyerang mata, mulut dan menguliti/mencabik-cabik tubuh mereka. ketika mereka menjerit Annar, Annar ,Annar...(kembalikan aku keneraka), merekapun dilemparkan kedalam neraka lagi dan disiram segingga tubuhnya mengelupas dan tampaklah tulang belulang mereka".(intaha/selesai)

Betapa sedih dan susah hati penghuni neraka...
Dlm Qs 22/alhajj Ayat 22:
"Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscahya mereka dikembalikan kedalamnya. (kepada mereka dikatakan ):"Rasakanlah adzab yang membakar ini".

Ini adalah sekelumit gambaran kehidupan dineraka...
Semoga kita menjauhi semua larangan-larangan Allah ...
melakukan perintah-Nya dan mengikuti sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. amin.

-dalam riwayat Abu Huraira:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"tidak akan masuk neraka kecuali Assyaqi/Orang yang celaka , siapakah Assyaqi itu yaa Rasulallah?..beliau menjawab:"Orang yang tidak mau taat kepada Allah dan tidak mau meninggalkan kema'siatan"(riwayat Ibnu majah dalam Kitabuzzuhudi.

Allah dengan kasih sayang-Nya telah mengutus Rasul-Nya sebagai Rahmatan Lil'alamin. Menunjukkan jalan yang Lurus, Ni'mat dan penuh manfaat... Kasih sayang Allah terbuka lebar-lebar kepada siapa lagi kita kembali????... Kepada siapa kita minta pertolongan????... Yaa Allah kami kembali kepada-Mu....

Wallahu a'lam bisshawab.

Maqoolah ini dikutip dari Pesan di Facebook dari Group Santri Makkah

Rabu, 07 April 2010

Hukum Menggerak-gerakkan Jari dalam Shalat

Hukum Menggerak-gerakkan Jari dalam Shalat


Jika kita perhatikan, saat duduk tasyahhud dalam shalat memang tidak semua orang menggerakkan jari telunjuk dengan cara yang sama. Ini semata-mata karena perbedaan ulama dalam memahami hadits. Perbedaan ini terjadi sejak zaman tabi’in dan ulama mazhab. Perbedaan ini tidak menyebabkan tidak sahnya shalat dan tidak pula menyebabkan kesesatan, karena perbedaannya dalam hal furu’iyah yang masing-masing mempunyai dalil hadits Rasulullah SAW.

Adapun hadits yang dipahami berbeda-beda oleh ulama adalah hadits Rasulullah saw.:

عن ابن عمر رضي الله عنهما: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم اِذَاَ قَعَدَ لِلتَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ اليُسْرَى عَلىَ رُكْبَتِهِ وَاليُمْنَى عَلىَ اليُمْنىَ, وَعَقَدَ ثَلاَثاً وَخَمْسِيْنَ وَأَشَارَ بِإِصْبِعِهِ السَّباَبَةِ --رواه مسلم

Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW jika duduk untuk tasyahhud, beliau meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya, dan tangan kanannya di atas lutut kanannya dan membentuk angka “lima puluh tiga”, dan memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuknya” (HR Muslim).

Yang dimaksud dengan “membentuk angka lima puluh tiga” ialah suatu isyarah dari cara menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah disebut angka tiga, dan menjadikan ibu jari berada di atas jari tengah dan di bawah jari telunjuk.

Adapun penyebab terjadinya perbedaan ulama tentang cara isyarah dengan jari telunjuk saat tasyahhud apakah digerakkan atau diam saja dan kapan waktunya adalah karena ada hadits yang sama denga di atas dengan tambahan teks (matan) dari riwayat lain, yaitu hadits yang diceritakan dari Sahabat Wail RA:

ثُمَّ رَفَعَ اصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهاَ يَدْعُوْ --رواه أحمد

”..... Kemudian beliau mengangkat jarinya sehingga aku melihatnya beliau menggerak-gerakkanya sambil membaca doa.” (HR: Ahmad).

Sedangkan hadits yang diriwayatk dari Ibn Zubair RA:

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كاَنَ يَشِيْرُ بِإِصْبِعِهِ إِذَاَ دَعَا لاَ يُحَرِّكُهَا --رواه أبو داود والنسائي

“Bahwa Nabi SAW memberi isyarat (menunjuk) dengan jarinya jika dia berdoa dan tidak menggerakkannya. (HR Abu Daud dan Al Nasai)

Dari Hadits tersebut Imam Mazhab fiqh sepakat bahwa meletakkan dua tangan di atas kedua lutut pada saat tasyahhud hukumnya adalah sunnah. Namun juga para imam mazhab berbeda pendapat dalam hal menggenggam jari-jari dan berisyarat dengan jari telunjuk (Alawi Abbas al Maliki, Ibanahtul Ahkam, Syarh Bulughul Maram, Indonesia: al Haramain, Juz 1, h. 435-437. Dan lihat pula Al Juzayri, Kitab al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah, Beirut: Darul Fikr, 1424 H. Juz 1, h. 227-228).

1. Menurut ulama mazhab Hanafi, mengangkat jari telunjuk dilakukan pada saat membaca lafadz “Laa Ilaaha”, kemudian meletakkannya kembali pada saat membaca lafadz “illallah” untuk menunjukan bahwa mengakat jari telunjuk itu menegaskan tidak ada Tuhan dan meletakkan jari telunjuk itu menetapkan ke-Esa-an Allah. Artinya, mengangkat jari artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah dan meletakkan jari telunjuk untuk menetapkan ke-Esa-an Allah.

2. Menurut ulama mazhab Maliki, pada saat Tasyahhud tangan kanan semua jari digenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari di bawahnya lepas. kemudian menggerak-gerakkan secara seimbang jari telunjuk ke kanan dan ke kiri

3. Menurut ulama mazhab Syafi’i, mengenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Kemudian memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk sekali saja saat kalimat “illallah” (الا الله) diucapkan:

4.Menurut mazhab Hambali, mengenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah dengan ibu jari. kemudian memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk saat kalimat “Allah” ( الله) diucapkan ketika tasyahhud dan doa

5. Pendapat Syeikh Al-Albani. (Lihat kitab Sifat Shalat Nabi halaman 140). bahwa menggerakkan jari dilakukan sepanjang membaca lafadz Tasyahhud.
Imam al-Baihaqi menyatakan:

وَقَالَ البَيْهَقِيْ: يَحْتملُ أَنْ يَكُوْنَ مُرَادُهُ بِالتَحْرِيْكِ الإِشَارَةُ حَتَّى لاَيُعَارِضَ حَدِيْثَ ابْنِ الزُبَيْر

Kemungkinan maksud hadits yang menyatakan bahwa jari telunjuk digerak-gerakkan saat tasyahhud adalah isyarat (menunjuk), bukan mengulang-ulang gerakkannya, agar tidak bertentangan dengan hadits Ibnu Zubair yang menyatakan tidak digerakkannya jari telunjuk tersebut. Hikmah memberi isyarah dengan satu jari telunjuk ialah untuk menunjukkan ke-Esa-an Allah dan karena jari telunjuk yang menyambung ke hati sehingga lebih mendatangkan kekhusyu’an.

H M. Cholil Nafis
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU

[Dikutip dari www.nu.or.id]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...