Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 23 Januari 2019

MENYEMBAHH DIRI SENDIRI

Abu Yazid al-Bustomi mempunyai murid, yang telah menjadi tokoh dan banyak pengikutnya. Muridnya tersebut selalu memakai pakaian yang menunjukkan keshalihannya, seperti baju putih, sorban, membawa tasbih dan wewangian tertentu.

Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Bayazid, “ Guru, saya sudah beribadah tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang  Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Guru gambarkan.”

Bayazid menjawab, “Sekiranya kau beribadah selama tiga ratus tahun pun, kau takkan mencapai satu butir pun debu mukasyafah dalam hidupmu.”

Murid itu heran, “Mengapa  Guru?”

“Karena kau tertutup oleh dirimu,” jawab Bayazid.

“Bisakah kau obati aku agar hijab itu tersingkap?” pinta sang murid.

“Bisa, tapi kau takkan sanggup melakukannya.” Ucap Bayazid

“Tentu saja akan aku lakukan,” Sanggah murid itu.

Bayazid menjawab, “ Baiklah kalau begitu sekarang tanggalkan pakaianmu. Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek, dan compang-camping. Gantungkan di lehermu kantung berisi kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, “Hai anak- anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang.”

Lalu datangilah tempat di mana jamaah kamu sering mengagumimu. Katakan juga pada mereka, “Siapa yang mau menampar mukaku, aku beri satu kantung kacang!”

“Subhanallah, masya Allah, lailahailallah,” Kata murid itu terkejut.

Bayazid berkata, “Jika kalimat-kalimat suci itu diucapkan oleh orang yang ingkar, ia berubah menjadi mukmin. Tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau berubah dari mukmin menjadi kafir/ingkar.”

Murid itu keheranan, “Mengapa bisa begitu?”

Bayazid menjawab, “Karena kelihatannya kau sedang memuji Allah, padahal sebenarnya kau sedang memuji dirimu. Ketika kau katakan: Tuhan mahasuci, seakan- akan kau mensucikan Tuhan padahal kau menonjolkan kesucian dirimu.”

Murid itu kembali meminta, Kalau begitu berilah saya nasihat lain.”

Bayazid menjawab, “Bukankah aku sudah bilang, kau takkan mampu melakukannya ! ”
                                     ###

Itulah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seseorang karena rajin sholat lima waktu  berjamaah di masjid, memandang orang lain yang tidak seperti dirinya  sangat rendah dan hina, dirinya  merasa paling benar dan suci. Bahkan justru membangga-banggakan ibadahnya  kepada orang lain, sehingga muncul dalam dirinya sifat ingin dipuji dan menjadi orang yang suci, itulah yang disebut dengan Riya’.

Riya’ yaitu melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan padanya.

Perbuatan riya’ bila dilihat dari sisi amal/citra yang ditonjolkan menurut Imam Al-Ghazali dapat dibagi atas 5 kategori, yaitu:

1. Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani, misalnya memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak puasa dan shalat tahajud.

2. Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian, misalnya memakai baju koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka rajin sholat.

3. Riya dalam perkataan, misalnya orang yang selalu bicara keagamaan agar disangka ahli agama.

4. Riya dalam perbuatan, misalnya orang yang sengaja memperbanyak shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh. Atau seseorang yang pergi berhaji/umroh untuk memperbaiki citranya di masyarakat.

5. Riya’ dalam persahabatan, misalnya orang yang sengaja mengikuti ustadz ke manapun beliau pergi agar disangka ia termasuk orang alim.

Oleh karena itu terus gempur dan hancurkan berhala-berhala dalam diri agar hawa nafsu mendi roboh dan hancur, sehingga sifat-sifat tercela di dalam diri bisa ditundukkan dan dikendalikan. Karena banyak orang yang dari tampilannya ahli ibadah  tekun menyembah Tuhan, tetapi ternyata dia  adalah penyembah dirinya sendiri.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” (Al Maa’uun 4-6)

Copas dari FB

Senin, 21 Januari 2019

CARA MERUQYAH ANAK YANG MALAS UNTUK BELAJAR

Ambil air hujan segelas bila tidak ada, ambillah air sumur segelas, kemudian bacakan :

Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5, sebanyak 11 kali, sebagai berikut:

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﺑِﺎﺳْﻢِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ‏( 1 ‏) ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻋَﻠَﻖٍ ‏( 2 ‏) ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻭَﺭَﺑُّﻚَ ﺍﻟْﺄَﻛْﺮَﻡُ ‏( 3 ‏) ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَّﻢَ ﺑِﺎﻟْﻘَﻠَﻢِ ‏( 4 ‏) ﻋَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻢْ ‏( 5 )

Lalu tiupkan ke gelas tersebut 3 kali dan minumkan ke anak yang bersangkutan. Dengan izin Allah Ta'ala anak tersebut tidak nakal dan semangat belajar.

Lakukan sampai beberapa kali ...
Bagi yang mau mengamalkan, silakan ucapkan قبلت  "QOBILTU" —Al Habib Umar bin Salim bin Hafidz

Semoga Manfaat 🤲🤲🤲

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...