Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 26 Maret 2019

NGAJI HIKAM BAG. 4

๐Ÿ“š NGAJI HIKAM
๐Ÿ“– Bagian ( 4 )

ุฃَุฑِุญْ ู†َูْุณَูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ุชَّุฏْุจِูŠุฑِ ูَู…َุง ู‚َุงู…َ ุจِู‡ِ ุบَูŠْุฑُูƒَ ู„ุง ุชَู‚ُู…ْ ุจِู‡ِ ู„ِู†َูْุณِูƒَ

"Tenangkanlah jiwamu dari urusan pengaturan, karena apa yang diatur oleh selain kamu, tidak perlu engkau ikut campur tangan, untuk egomu."
(Al-Hikam)

Penjelasan :
Manusia sering membebani diri dengan banyak keinginan yg sebenarnya justru lahir dari ketidaktahuan bahwa semuanya ada aturan dan sdh diatur. Jika kita tdk sejalan dan selaras dg aturan, sengotot apapun keinginan kita, justru penderitaan dan banyak kekecewaan yang kita dapat. Jika kita sudah cukup memenuhi hidup ini sesuai dgn aturannya, segala kebutuhan pun akan terpenuhi. Apa aturannya, yaitu sunnatullah. Dalam sunnatullah ada sebab dan akibat, setiap perbuatan diukur dg timbangan baik dan buruk. Keburukan itu sejatinya terbatas, ia dibatasi oleh perbuatan buruk (keburukan hanya dibalas dg kadar keburukan tersebut). Sementara, kebaikan tdk dibatasi oleh perbuatan baik. Karena kebaikan bisa berlipat 10 sampai 700 kali lipatnya, bahkan bisa lebih hingga batas Rahmat. Adakah batas Rahmat Allah? Jawabannya tidak ada batas. Maka kebaikan yg bisa diperoleh manusia sebenarnya tak terbatas. Manusia yg kesadaranya masih terkukung oleh hukum keadilan saja, sejatinya dia lah yang membatasi kebaikan yang ia dapat dari amal shalehnya. Manusia jenis ini lah yg terlalu mengandalkan amal semata. Jika kita mengukur kepantasan kita di hadapan Allah hny dari banyak amal lahiriyah, selamanya kita tidak akan pernah pantas dan layak. Tapi ukurannya adalah kemurnian hati (ุงู„ุง ู…ู† ุงุชู‰ ุงู„ู„ู‡ ุจู‚ู„ุจ ุณู„ูŠู…). Hati yg tidak dikotori oleh mindset-mindset yang tidak selaras. Hati yg beriman dan membuka diri akan hakikat Rahmat Allah. Dengan hati yg murni, rahmat Allah mengalir berkelimpahan hingga mencukupi apapun yg dibutuhkan. Rahmat melipatgandakan kebaikan amal yg kita punya.
Perlu dicatat mengandalkan Rahmat tidak serta merta meninggalkan amal. Meskipun bukan hal yg bisa diandalkan, kebaikan amal itu perlu, karena Rahmat yg mengalir bisa mengambil bentuk kebaikan, jika amal kebaikan itu ada sebagai bibitnya. Juga, pejalan ruhani tidak bisa kemudian serta merta masuk ke level tajrid. Pejalan ruhani itu mesti menapaki langkah awalnya sebagai Murid (yg punya kehendak untuk beramal jg kehendak menerima Rahmat), namun langkah berikutnya murid harus bermakna Murad (yang dikehendaki), tak ada lagi kehendak, hny menerima dg yakin.

Manusia hanya dituntut untuk mengikuti aturan. Berbuat baiklah, dan jangan engkau risau bagaimana kebaikanmu mjdi manfaat bagimu. Semua sdh ada aturannya. Yakinlah pada Rahmat Allah, teruslah memurnikan hati, membuka diri untuk limpahan-Nya, selebihnya tak perlu engkau sibukkan diri mengatur sistem kerjanya. Semua sdh dibuat dgn sangat teratur, kuncinya lakukan apapun dg tenang seimbang dan andalkan Rahmat Allah tnpa menafsui.

Wallahu a'lam

๐Ÿ“• Ikuti kajian berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Di sini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...